Monday, March 19, 2007

pada suatu hari...

saya mendapat kabar,
bahwa lagu musikalisasi puisi album terdahulu (gadis kecil)
dengan mudah bisa di-download via internet.

pada suatu hari, saya mencoba berkunjung ke alamat itu
dan terbukti bahwa kabar yang disampaikan itu benar adanya.
lalu bertanyalah saya, adakah pemuatan lagu itu
telah dimintakan ijinnya pada yang membuatnya?
atau setidaknya pada pemilik sajak?

jawaban yang datang tak bisa dibuka.
tetapi setelah itu, saya tahu bahwa sang pelaku marah besar.
saya telah mengganggu kerjanya. Begitu katanya...

saya tak mengerti.
bukankah harusnya saya yang harusnya boleh berapi-api?
(tapi toh tidak saya lakukan).
bukankah harusnya saya boleh mengejar jawaban
dan alasan mengapa ini terjadi?
(tetapi tak bisa dilakukan
karena pelakunya kemudian menghilang dari ruang maya)

hari ini,
saya kembali melihat apa yang telah kami perbuat selama ini.
mungkin buat banyak orang, ini kerja kecil.
tetapi buat kami, ini sungguh istimewa.
karena kami membuatnya dengan hati, dengan rasa,
dengan tenaga dan segala yang kami punya.
begitu selesai, kami ingin karya ini bisa dinikmati banyak orang
dengan cara yang seharusnya.

ketika kemudian ada yang mengambilnya begitu saja,
tanpa memberi kabar terlebih dahulu,
hati kami terluka.

sangat.

r








5 comments:

Anonymous said...

Mbak, sorry to say, saya menemukan banyak sekali musikalisasi Pak Sapardi, mulai dari album pertama sampai gadis kecil yang bisa di download di internet.

Sad.. but it happens.. :(

Unknown said...

Dear Jaf,
Pasti ada penyebabnya mengapa lagu-lagu itu jadi begitu banyak tersebar dan siapa pun merasa boleh menawarkannya ke khalayak. Satu yang bikin agak 'ge-er' adalah puisinya bagus dan lagu-lagunya ternyata disukai. Tetapi mengapa itu terjadi? Saya pikir ini masalah praktis dan gampang, karena kaset susah dicari, pembuat tak jelas siapa. Tetapi lepas dari itu, saya pikir lagi kalau saja orang pernah merasakan sulitnya membuat sesuatu sendiri, mencoba memasarkannya, mencoba menjadikan itu sesuatu yang berharga, dia tak akan sampai hati melakukannya.

Mungkin ini soal attitude.
Mungkin juga malah lebih jauh dari itu: tak bisa menghargai orang lain.

Mungkin.
Saya cuma mencoba menerka saja.

Semoga saya salah ya Jaf.
r

Anonymous said...

bisa merasakan kok, mbak. puisiku pernah diambil juga, dipasang di samping foto pernikahanya di blogspot. tanpa mencantumkan namaku, atau situsku.

btw, bukan cuma puisi mbah sapardi yang indah, suara reda-ari membuatnya lebih indah.

salam,
Yo

Anonymous said...

mbak reda,
jujur, lagu Dua Ibu dan Ari-Reda ada di playlist saya, di multiply. tapi saya tak meng-upload semua. hanya satu, atau dua lagu. maksudnya, biar orang dengar–-dan kalau mereka tertarik, saya menyertakan alamat, tempat mereka bisa membeli CD aslinya. bolehkah, mbak? (kalau mbak keberatan, biar saya delete playlist itu) ^_^

-feba-

Unknown said...

Dear Feba,
Terima kasih untuk emailnya.
Kalau satu dua lagu, silakan. Monggo!
Semoga banyak yang dengar, banyak yang suka dan akhirnya berniat memiliki ya!
Terima kasih, Feba Gadis Bintang!

Salam,
r